Meraih Mimpi

Hari ini, saat ini, aku kan mengungkapkan semuanya, rasaku, lelahku, senyumku, bahagiaku…
Aku ingin belajar mengungkapkan, aku ingin merangkai semua dalam kata.
Aku ingin memperkenalkan diriku, aku, tinu laberta, hanya seorang muslimah yang tengah tertatih ingin mendekatiNya, belajar lebih ta’at dlm menjalankan ajaranNya. Sungguh kata ‘taat’ serasa jauuuh dariku. Jilbabku, pakaianku, ini hanya sedikit hal yang bisa kulakukan untuk mendekatiNya, jangan jadikan pakaianku, jilbabku, tolak ukur ketaqwaanku. Sungguh, jika aku berjilbab panjang, hanya karena aku ingin menutup aurat dengan sempurna, bukan menunjukkan kualitas ibadahku yg lain.  Karena jujur, untuk itu semua, aku masih jauh dr sempurna.
Aku pernah men’update’ status ini di facebook “aku tak pernah ingin dianggap baik, maka jangan salahkan aku jika engkau kecewa, karena aku tak lebih baik darimu…”
Aku hanya remaja putri biasa, bukan yang kuat dan tangguh keimanannya, keta’atannya, tapi sungguh aku tengah belajar, hanya saja entah kapan aku akan sampai pada kata ‘taat’…
Aku adalah muslimah biasa.
Sama biasanya aku distatusku sebagai mahasiswa. Aku hanya mahasiswa biasa yang terseret2 mengejar teman2ku.. IPK-kupun baru 3,1.. dibantu nilai perbaikan disemester pendek kemaren. Aku tidak pintar, itu statement paling menyedihkan yang harus aku ungkapkan. Tapi itulah adanya. Aku butuh kerja keras semalam jika akan ada ujian, tapi hasilnya tetap ‘biasa’.  Tapi aku tetap bersemangat, mungkin orang lain hanya butuh mengulang materi dua-tiga kali, tapi aku mungkin harus 5 kali untuk hasil yang sama. Tak apa, yang pasti perubahan yang akan aku lakukan adalah haram melihat jawaban kawan atau kepek’an… ini prinsipku, tak apa nilai pas-pasan tapi itu adalah hasil kita, kualitas asli kita.. semester lalu masih sering bawa catatan rumus kecil, atau Tanya2 rumus sm kawan sebelah, tapi mulai sekarang, bismillah, allah kan bersamaku J

Dikalangan sahabat2ku, aku juga masih biasa. Aku bukan sahabat yang ‘baik’, lebih banyak diingatkan daripada mengingatkan, lebih banyak menerima daripada memberi, lebih banyak merepotkan daripada membantu. Jarang bisa memberi solusi, suka ngambekan, n sebagai ‘kakak’ kurang bisa mengayomi juga menjaga. Maafkan aku sahabat2ku L

Sebagai anak. Sungguh aku anak yang bandel, pemales. Diusia ku yag kepala 2, baru kemaren bisa masakin keluarga ku, dan tau apa kata bapakku? “enak masakan tinu” disambung ibuk “iyo, kayak masakan ibuk” kata bapak “binti siapa dulu?”
Huhuhu, terharu…… sebenernya wajar anak seusiaku yang bertanggung jawab atas masakan pagi siang sore, tapi aku masak sekali aja udah heboh, terasa sekali ketidak pernah ikutsertaanku dalam urusan dapur.  Tapi aku berjanji mulai sekarang bakal sering2 bantu ibuk didapur, nyuci piring, juga baju, juga semua urusan rumah, bagaimanapun, aku juga calon ibu rumah tangga J

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Wanita dimata Lelaki

Be better next semester

Keutamaan Orang Yang Hafal Al Qur'an