Seangkot dengan Makhluk Lain...



Aku selalu punya cerita unik di atas alat angkut yang satu ini. Juga saat itu, dan beberapa kali yang lalu, ketika harus seangkot dengan makhluk lain (baca : ikhwan). Saat-saat seperti itu adalah saat yang begitu bimbang, dilema dan serba salah.
Alhamdulillah, tidak banyak laki-laki ‘umum’ yang naik angkot karena sebagian besar punya kendaraan pribadi (jadi jarang harus duduk bersebelahan dengan laki-laki) tapi makhluk lain memang tergolong zuhud, dan tidak ingin menuntut banyak dari orangtua (husnudzon dr penulis hee) sehingga ketika belum mampu membeli sendiri, ia memilih menjadi PKS (Pejalan Kaki Sejati) untuk rute dekat, dan angkot adalah pilihan satu-satunya ketika jarak yang ditempuh tergolong jauh.
Tau kan ya angkot itu gimana? Mobil dengan dua pintu dibagian depan dan supir, dan satu pintu disamping kiri untuk penumpang masuk. Tempat duduk penumpang hanya ada dua, panjang dan saling berhadapan. Semuanya muat sekitar 8an orang kira-kira. Jarak antara kursi mungkin hanya satu meter. Jadi bayangkan bagaimana rikuh, risih dan tidak nyamannya harus berhadapan dengan makhluk lain dengan jarak sedekat ini. Pengen teriak ‘tuuruuun’ sama mamang angkot. Tapi kadang ongkos hasil bongkar celengan terasa sayang jika hanya ingin ganti angkot. Tapi kalo tanggal muda, rela se relanya turun dimanapun, kemudian melanjutkan perjalanan dengan angkot baru, hehe.
 Pagi itu minggu, perjalanan naik angkotku panjang untuk menuju tempat seminar, 3x bray huhu... sudah mendapat rujukan harus naik angkot apa aja, B2 keprapto, c1 ke panorama, dan angkot putih (lupa kode) ke kampus II UMB. Yah, dengan semangat 47 aku keluar gang dan naik angkot B2, baru berapa meter, ssssssttt.... na’as, ada dua ikhwan nyetop angkotku, dari jumlah aku udah kalah. Sebelum mereka masuk, aku sempatin ngelepas ransel dan meluk itu tas didepan, semakin nyudut dan membuang pandangan keluar jendela. Aku gak kenal sm 2 ‘makhluk lain’ itu, sepertinya, aku juga gak terlalu liat wajahnya tadi. Meskipun sekarang keduanya berada dihadapanku, isshh... inilah yg aku bilang diawal serba salah, yah disamping salah, didepan juga jadi hadap-hadapan. Berniat berenti disembarang tempat biar kepisah sama makhluk ini, tapi ya mikir ongkos, masih mau ganti agkot 2x lagi, belum pulangnya, tiket seminarnya. Oh, tak apalah. Bertahan, Cuma sampe prapto doang. Mungkin merasa menang jumlah, si ikhwan mulai ngobrol, bahas pulsa, mau beli sama Ekuin UKM Kerohanian, trs menyebut nama nama-nama yang aku juga kenal, dan berakhir ke nama temen baikku “RISKA” haha. Tenar juga dia sebagai penjual pulsa, wkwkw. Ekuin sendiri sering menyombongkan diri sebagai kepala rumah tangga karena cari nafkah untuk rumah tangga UKM kerohanian hihi. Sekuat tenaga aku nahan senyum dan ekspresi, harus tetep cuek. Tahan. Hee.
Dan setelah sampai ditempat kira-kira bisa menemukan c1, berentilah aku. Dan entah mau kemana dan berenti dimana dua ikhwan tadi. Kendaraanku berikutnya datang ‘menjemput’, aku naik dan disana cukup berisi, tidak seperti tadi yg hanya bertiga! Sesaat akan sampai dilampu merah simpang lima, eittss... mereka lagi. oh no!
Mereka masuk, yang satu mengisi kekosongan didepanku {lagi} dan yang satu berada satu deretan denganku tapi disebelah mas-mas dan ibu-ibu. Yang ini aku tak ambil pusing, toh aku gak sendirian jadi terdakwa seperti tadi. Lagian ada adek-adek disebelah yang lucu untuk ditanya-tanyai dan diganggu. Penumpang satu persatu turun, berakhir kami bertiga lagi. ish dem... mau kemana sebenarnya mereka? Upppss.. pikiranku mulai membaca, mau seminar juga! Ola la......
Dan tebakanku benar, kami turun diterminal pasar panorama, aku menunggu angkot lagi untuk ke kampus II UMB, dan entah kemana rimba mereka berdua aku tidak memperhatikan, konsen cari mobil baru eh angkot baru.
Sudah naik angkot, semobil isinya ibu-ibu semua, bahas suami yang belum dibuatin sarapan, ada yang baru digorengin pisang, ada yang cerita malah suaminya yang masak tadi sebelum beliau kepasar, aih. Bikin kuping panas, #lho??
Waktu ngeliat keluar jendela, sekilas aku mengangkap (denga mata hee) dua sosok tadi, oalah, mereka jalan dari terminal ke kampus umb, hehe emang gak terlalu jauh, tapi lumayahlah bikin keringetan, benar-benar zuhud, yah ane apresiasi sebagai pejuanglah, nyari ilmu sampe segitu semangatnya. Hee.
Sampe sekarang gak inget wajah dua ikhwan itu, gak berniat inget juga. Cuma jadi salah satu kisah lucu, dan menyebalkan aja. Moga-moga gak terulang. Meskipun masih ada peluang, bagaimanapun ana PeKaAeS (PemaKaiAngkotSejati) hehe. Sekian.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Wanita dimata Lelaki

Be better next semester

Keutamaan Orang Yang Hafal Al Qur'an