Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2013

Walau Hanya

Tak sanggup kuartikan air matamu, embun pagi. Tanpa kau kirimkan suara-suara sunyi, yang kelak kujadikan tujuan bagi perjalanan. Masih inginkah engkau berdiam tanpa memberi jawaban, sedang kunanti kalimatmu pada malam-malam sepi? Merekah, semerbak bagai bunga. kabar tentangmu sampai ke dermaga. kan kutunggu engkau bersama senja, biar kau lihat betapa kudamba kepak camar yang membawamu pulang. Semoga saja, dalam temaramnya engkau bisa mengerti. Dan kuasa menafsirkan lukisan tentang kehilangan.. Debu dalam bilik kecilmu bukan lagi kaca yang menyekat. Sekarang waktu menghijau, mengizinkan deru tuk berbisik di telinga. Namun benarkah, aku masih harus menunggu? walau hanya engkau satu-satunya, mimpi sederhana yang hingga kini tak bisa kuwujudkan?

Aku (telah) Rela

Tak dapat aku ingkar, masih ada sedikit kecewa dalam hati. Namun jika engkau bahagia, aku akan mencoba untuk ikut merasakannya. Dulu, akulah yang tak jengah bermimpi untuk menyertai bahagiamu hingga ke ujung waktu. Namun akhirnya, ada seseorang yang lebih baik. Ada seseorang yang lebih sanggup membuat hatimu tentram bersama kedamaian, melebihi kemampuanku. Aku menangis sebentar malam itu. Hanya sebentar sebab aku bertekad untuk menjadi orang yang kuat, wanita yang hebat. Merelakanmu adalah hal yang tak mudah, takkan ada penawar yang mampu menyatukan serpihan hati dan perasaan tulusku padamu. Setiap malam ketika kucoba untuk terus berlari, aku sadar bahwa engkau terlalu elok untuk ditinggalkan. Biarkan aku menjadi kenangan, ingat aku sebagai jejak yang pernah melangkah bersamamu, meskipun itu hanya milik masa lalu. Sungguh tak mengapa. Maka maafkanlah cintaku yang terlalu bilamana ia mengganggumu. Aku hanya kepingan masa lalu yang kau tutup dengan debu. Aku telah berusaha, n...