Aku (telah) Rela
Tak dapat aku ingkar, masih ada sedikit kecewa dalam hati.
Namun jika engkau bahagia, aku akan mencoba untuk ikut merasakannya. Dulu,
akulah yang tak jengah bermimpi untuk menyertai bahagiamu hingga ke ujung
waktu. Namun akhirnya, ada seseorang yang lebih baik. Ada seseorang yang lebih
sanggup membuat hatimu tentram bersama kedamaian, melebihi kemampuanku.
Aku menangis sebentar malam itu. Hanya sebentar sebab aku bertekad untuk menjadi orang yang kuat, wanita yang hebat.
Merelakanmu adalah hal yang tak mudah, takkan ada penawar yang mampu menyatukan serpihan hati dan perasaan tulusku padamu. Setiap malam ketika kucoba untuk terus berlari, aku sadar bahwa engkau terlalu elok untuk ditinggalkan. Biarkan aku menjadi kenangan, ingat aku sebagai jejak yang pernah melangkah bersamamu, meskipun itu hanya milik masa lalu. Sungguh tak mengapa.
Aku menangis sebentar malam itu. Hanya sebentar sebab aku bertekad untuk menjadi orang yang kuat, wanita yang hebat.
Merelakanmu adalah hal yang tak mudah, takkan ada penawar yang mampu menyatukan serpihan hati dan perasaan tulusku padamu. Setiap malam ketika kucoba untuk terus berlari, aku sadar bahwa engkau terlalu elok untuk ditinggalkan. Biarkan aku menjadi kenangan, ingat aku sebagai jejak yang pernah melangkah bersamamu, meskipun itu hanya milik masa lalu. Sungguh tak mengapa.
Maka maafkanlah cintaku yang terlalu bilamana ia
mengganggumu. Aku hanya kepingan masa lalu yang kau tutup dengan debu. Aku
telah berusaha, namun ternyata aku letih berpura-pura. Sampai saat ini, aku tak
pernah bisa menyembunyikan riang yang membuncah kala engkau menyapa. Aku tak
bisa menghindar dari hadirmu dalam pikiranku yang senantiasa. Bukan aku tak
mencoba, namun sampai saat ini, melupakanmu adalah hal yang tak pernah bisa
kuperjuangkan. Maafkan aku.
Aku ingin menggenggam tanganmu seperti dulu. Bersandar di
bahumu dan menyuarakan cerita-cerita kecil dalam derai tawa tanpa jeda. Aku
rindu pada senyummu yang masih untukku, aku rindu pelukanmu ketika aku merasa
sendiri dan ketakutan. Walau sungguh memang mesti kuakhiri rinduku, pada suara
yang tak lagi berirama..
Komentar
Posting Komentar